Kamis, 14 Mei 2009

TKW Sergai Tewas Mencurigakan

PANTAI CERMIN - Baru 18 hari Sri Wahyuni alias Ayu (19) bekerja di Malaysia. Selasa (12/5) lalu, berita duka menghampiri keluarganya. Melalui telepon seluler, Ayu dikabarkan meninggal dunia karena mengidap sesak nafas. Pihak keluarga pun menampiknya.

“Ayu tak pengidap sesak nafas. Jadi itu hanya alasan saja,” ujar Nurhayati, ibunya Ayu, pada POSMETRO MEDAN yang menemuinya di kediamannya Dusun IV, Desa Pantai Cermin Kakan, Kec. Pantai Cermin, Sergai, kemarin (13/5).

Menurut Nurhayati, pria dari balik telepon itu mengaku, Ayu sempat dirawat di RS Tengku Ampun Rahim, Klang, Malaysia. Tapi Nurhayati tak percaya. Ia menduga, ada yang tak beres dengan kematian Ayu. Kini, pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Ayu.

“Kata pria itu, jenazah Ayu akan tiba hari ini (kemarin, red),” ujar ibu 9 anak ini. Namun, hingga berita ini ditulis, jenazah Ayu belum juga datang.

Sementara Kanit Reskrim Polsek Pantai Cermin Ipda LB Sihombing mengaku, masih menunggu kedatangan jenazah Ayu. Jika sudah tiba, pengusutan kematian Ayu bisa dilakukan. Seperti jika memang ada unsur kekerasan atau yang lainnya.

“Kita belum mengetahui secara pasti penyebab kematianya, kita tunggu saja hingga jasad Sri Wahyuni tiba di rumah duka,” tukas LB Sihombing.

Ingin Tampil Cantik

Ayu berangkat ke Malaysia 25 April lalu. Keberangkatan cewek periang ini dibantu seorang tetangga, Hadijah Pulungan (45), yang mengaku agen pencari tenaga kerja ke Malaysia.

Di Malaysia, Ayu dipekerjakan di Klinik Pakar Wanita, Solok Sg Kramat 10 B, Taman Klang Utama, Klang, Selangor Darul Ehsan, milik DR M RL Gomes B.sc,MBBS,DGO,MP. Gaji yang diberikan kepadanya 450 ringit per bulan.

Ayu diberangkatkan dengan paspor melancong, bukan pasport tenaga kerja. Alasan Hadijah, jika Ayu tidak betah, lebih mudah pulang ke kampung halamannya. Ayu berangkat dari Pelabuhan Tj. Balai. Sebelum berangkat, Hadijah menyerahkan Ayu pada Maria (50), warga Asahan. Setelah proses administrasi, Ayu pun berangkat.

Niat Ayu untuk berangkat ke Malaysia sempat dilarang Nurhayati.

“Ngapain kau ke Malaysia, di sini juga ada kerjaan jika Ayu sabar menunggu,” cegah Nurhayati pada putrinya yang baru menyelesaikan SMA di Satria Dharma Perbaungan. Larangan itu tak diindahkan. Gadis ini bersikeras pergi. Katanya, biar banyak uang.

“Nanti kalau aku pulang dari Malaysia aku nanti pasti cantik Mak,” ujar Ayu pada ibunya saat itu.

Terpisah, Kepala Desa Pantai Cermin Kanan Basaruddin mengaku tidak mengetahui keberangkatan Ayu ke Malaysia. “Tidak ada pernah mengurus surat keterangan apa pun. Karenanya, saya terkejut ketika mendengar anak itu meninggal dunia di Malaysia,” ujar Basaruddin seraya mengatakan, yang paling bertanggungjawab dengan kematian Ayu adalah Hadilah Pulungan.

Sementara Hadijah menegaskan akan bertanggung jawab atas kematian Ayu. Itu seperti yang tertulis dalam suratnya yang disertai materai Rp 6 ribu.

“Bahwa benar saya (Hadijah) adalah utusan dari agen tenaga kerja dari

Malaysia yang memberangkatkan tenaga kerja ke Malaysia atas nama Sri Wahyuni alias Ayu. Sehubungan telah meninggal dunia di Malaysia, maka dengan ini saya menyatakan bahwa saya bertanggung jawab penuh untuk mengurus serta menanggung biaya atas pemulangan jenazah Ayu sampai ke rumah paling lama Jumat (15/5). Bila pernyataan saya tersebut tidak saya tepati, maka saya bersedia dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.”

0 comments: